Halo perkenalkan, saya Diandra Arinita.
Lahir di Jakarta, Ayah saya dari Jawa Timur, Probolinggo tepatnya, dan Ibu saya
dari Padang, suku Sumpu lebih tepatnya. Anda dari mana?
Kita semua tahu bahwa jawaban pertanyaan
saya di atas kemungkinan besar berbeda-beda, Kenapa? Karena kita dari suku dan
budaya yang berbeda-beda, itulah Indonesia. Hari ini ada pelajaran penting lagi
nih yang saya terima, langsung dari ahlinya. Seorang tenaga professional
LEMHANAS RI yaitu Bapak E. Imam Maksudi.
Sekilas mengenai beliau, beliau lahir 2 hari setelah hari kemerdekaan
Indonesia, terlahir sebagai orang Jawa tulen. Ia bertugas di LEMHANAS selama 33
tahun dimana 23 tahun didalamnya ia habiskan diluar Jawa.
Pertanyaan pertama beliau adalah
“Sudahkan Anda bersyukur?” -- “mmmm…” -- “Bersyukurlah,
paling tidak karena Anda masih dibangunkan pagi ini” (dalem ati, bener juga!)
Kadang kita ga sadar apa yang udah kita
punya dan kita ga punya, menjadikan bersyukur merupakan tindakan awal yang
penting, karena jika masyarakat suatu bangsa banyak bersyukur, Insya Allah
bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang besar dengan masa depan yang jelas.
Bangsa Indonesia memiliki masyarakat
yang majemuk, baik adat dan budayanya sehingga terdapat keragaman karakter di
dalamnya. Selain itu, Indonesia merupakan Negara agraris yang dimana letaknya
terpisah secara geografis. Pengalaman sejarah antar masyarakatpun berbeda-beda.
Sebenarnya, , Indonesia bisa dibilang sudah memiliki kedaulatan wilayah jauh
sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kita sudah memiliki banyak kerajaan
bukan? Mereka mempunyai wilayah teritorinya sendiri. Setiap raja berdaulat atas
wilayah dengan tahta pemerintahannya masing-masing. Setelah itu Indonesia
mengalami penjajahan oleh Negara Asing yang kemudian setelah perjuangan yang
panjang, kita bisa menjadi satu Negara yaitu Indonesia. Dari jenjang
kehidupannya tersebut, terciptalah 4 Konsensus Dasar Nasional. Konsensus ini
berfungsi merekatkan dan memperbaii ikatan, hal inilah yang menjadi dasar dari
nilai kebangsaan Indonesia.
4 Konsensus itu adalah :
1. Filsafah
Bangsa Indonesia – Pancasila, yang penting bukanlah lahirnya namun nilainya.
Pancasila ini berfungsi sebagai dasar Negara, identitas nasional dan pandangan
hidup bangsa.
2. UUD NRI
1945
3. Negara
Kesatuan RI - NKRI adalah pilihan paling tepat bagi Negara kita saat itu dan
sekarang, NKRI bukan karena untuk membedakan Indonesia dengan Negara lain,
namun NKRI terjadi karena intrik yang ada, itu merupakan pilihan kita bersama
bukan pilihan mereka yang memutuskan saja.
4. Sesanti
Bhinneka Tunggal Ika
Kolonel
Arm Wing Handoko, S.T. mengatakan pada Balipost “Nilai-nilai kebangsaan bukan
bentuk pasif dari tradisi tetapi merupakan proses aktualisasi yang terus
berlangsung dalam interaksi sejarah panjang. Hal itu melahirkan sintesis
kebudayaan yang relevan dengan sistem kehidupan warga. Sejarah interaksi antara
warga dunia yang berlangsung lama merupakan fakta yang mendasari keniscayaan
interaksi global. Namun, dalam proses interaksi tersebut, eksistensi warga
negara akan menjadi penentu bagi kuat-tidaknya identitas nasionalnya”
Konsensus Dasar Nasional jika dilihat
secara historisnya dibagi menjadi Bangsa belum menegara dan telah menegara.
Belum menegara disini maksudnya adalah belum menjalankan kehidupan secara
bersamaan. Poin-poin pentingnya adalah budaya dan bahasa Melayu merupakan
bahasa Nasional atau bahasa Perjuangan. Kenapa
disebut perjuangan? Karena bahasa tersebutlah ide-ide kebangsaan
dikomunikasikan. Bhinneka Tunggal Ika, ajaran mengenai cara menghargai
perbedaan. Sumpah Pemuda, inilah salah satu waktu dimana potensi-potensi lokal
di seluruh wilayah nasional disatukan. Penegasan sikap dan kehendak satu
bangsa, tanah air, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan.
Siswoyo menuliskan pada Waspadamedan, “Para pendiri bangsa
menggunakan segala daya upaya, termasuk perang dan diplomasi, untuk merebut
kemerdekaan. Generasi penerus, kata Kepala Negara, harus meneladani keberanian
dan keteguhan para pejuang kemerdekaan.”
Dalam segi sosiologis, Indonesia
memiliki sentimen-sentimen kelompok, yaitu perbedaan yang dilatarbelakangi
budaya lokal dan menjadikan individunya memiliki sisi-sisi sensitive. Indonesia
merupakan Negara multikultur yang artinya menuntut kesetaraan sehingga
dibutuhkan untuk setiap warganya saling menerima, saling menghargai dan saling
Bantu. Penjajah melakukan dekotomi dimana masyarakat dibagi menjadi mayoritas
dan minoritas untuk kepentingan para penjajah agar lebih mudah menguasai
Negara. Seharusnya saat ini tidak ada lagi yang namanya perbedaan kelas, yang
ada hanya Warga Negara Indonesia atau Bukan WNI.
Nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Menurut
Pepper (entah Pepper siapa) sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang baik
dan sebaliknya. Sedangkan menurut Perry sesuatu yang menarik bagi manusia
sebagai subjek. Pada kehidupan sehari-hari kita sering kita melihat banyak
pelanggaran, namun terkadang kita juga melihat kebaikan biarpun hanya hal kecil
tapi itulah yang menjadi nilai atau suri tauladan kita sebaiknya.
Nilai sendiri terbagi menjadi dua, ada
nilai yang tercernakan dan nilai dominan. Maksud dari yang pertama adalah nilai
yang melihat pada individu yang membentuk karakter, sedangkan nilai dominan
adalah nilai yang kita ambil dan harus dijadikan sebagai nilai dominan dalam
hidup kita. Mengapa nilai harus dominan? Karena itu yang akan menjadi saklar
pengingat bagi kita jika suatu saat kita akan melakukan sesuatu yang tidak
baik.
Beranjak yuk ke Hakikat nilai bangsa!
Prinsip-prinsip moral dimana kebaikan sifat dan sikap yang kita cari, serta hal
ini menjadi cermin jati diri Bangsa Indonesia dimana Pancasila yang menjadi
salah satu contohnya. Pemantapan nilai kebangsaan itu sangat penting untuk
menyadari perihal baiknya bangsa. Untuk menjadi individu yang berkontribusi di
dalamnya kita harus mencintai dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negri
sendiri.
Pernah denger filsafat “hujan emas di
negri orang hujan batu di negri sendiri” mana yang anda pilih?
No comments:
Post a Comment