Ada yang tau Imam B. Prasodjo? Oke
sejujurnya saya baru tau siapa beliau, tapi setelah mendengar beliau
menyampaikan materi, satu kata, WOW!
Beliau adalah dosen sospol di
Universitas Indonesia, dan ternyata sering sekali muncul di TV untuk
acara-acara yang berhubungan dengan kebangsaan. Judul yang ia angkat hari ini
adalah membangun kapasitas dan
karakter pemimpin bangsa di masa mendatang.
Setuju ga kalo dibilang negri ini adalah
negri yang abnormal? Setuju aja dah, nah makanya menurut beliau, untuk memperbaiki
Negara ini, cara abnormallah yang harus diambil menjadi solusi.
Saat ini kita Indonesia mengalami masa
trust deficit atau defisit kepercayaan publik. Kalo ditanya, jika dompet anda
jatuh di jalan, apakah anda yakin dompet anda akan balik? Saya rasa sebagian
dari anda akan menjawab tidak (sotoy!) tapi iya kan? Itu problem bangsa.
Apa sih yang membuat orang dipercaya?
Mudah saja, yang pertama karakter dan kedua kapasitas. Karakter adalah yang
menentukan sebuah tindakan dan dimana sering lupa diajarkan di bangsa ini.
Sedangkan kapasitas adalah skill atau kemampuan yang membuat orang mampu
membaca masalah yang ada. Perkara dompet jatoh tadi, kalo dompet anda jatuh,
orang yang menemukannya akan mempunyai kapasitas
untuk mengetahui jumlah uang yang ada di dalamnya kan? Tapi apakah akan
dikembalikan?
Intinya kembali ke pembangunan bangsa,
yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemimpin yang memiliki karakter dan
kapasitas. Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan
menggerakkan orang lain untuk ikut serta melakukan suatu kegiatan terencana
dengan visi untuk melakukan perubahan nyata kea rah kehidupan bersama yang
lebih baik, yang dilakukan dengan memberikan motivasi, tanpa cara-cara
pemaksaan. (panjang ye..)
Seorang pemimpin harus memulai dari
dirinya sendiri dan harus visioner, tidak hanya melihat saja, dialah yang
memetakan jalan bagi pengikutnya. Setiap ucapan yang dikeluarkan harus memiliki
makna, tidak semua pejabat adalah pemimpin begitu juga sebaliknya. Yang terjadi
di bangsa kita saat ini adalah
perebutan jabatan bukan perebutan pemimpin dimana hasilnya bukan dia
jadi pemimpin malah dia jadi beban masyarakat.
Berapa banyak masyarakat Indonesia yang
miskin? Seorang pemimpin bangsa ini nantinya harus mempunyai rasa empati. Apa
yang terjadi dengan para penjual yang ada di pasar tradisional ditengah
banyaknya supermarket? Pemimpin Negara ini nantinya harus menemukan solusi
dimana mereka bisa ter upgrade agar tidak kalah saing dengan pasar-pasar luar
yang sudah masuk. Itu adalah yang terjadi di kota besar. Gimana yang di daerah
terpencil?
Agama di Indonesia itu tidak hanya
islam, Kristen, hindu, budha dan tionghoa loh. Suku Baduy memiliki agama mereka
sendiri, tapi apa yang terjadi saat ini? E-KTP tidak mengijinkan mereka
memiliki agamanya, karena pada dropdownnya hanya ada kelima agama itu.
Kebijakan yang diambil? Dikosongkan saja dan nanti mereka tulis sendiri. Inilah
yang harus kita semua ubah, mereka adalah warga asli Indonesia, mereka sudah
ada di tanah air kita ini dari sebelum Indonesia merdeka, tapi kenapa mereka tidak dianggap?
Kalo diliat ke masalah lain, dipikir-pikir,
sadar ga sih Negara lain bisa buka perusahaan di sini tapi kita susah banget
buka perusahaan diluar, dan jika perusahaan asing kesini, biasanya perusahaan
kita kalah pamor dan keuntungan. Kapasitas orang Indonesia memang harus
ditingkatkan. Bisa dengan apa? Ada yang namanya Human Resource Development,
Organization Development, dan Institutional and legal framework development.
Capacity building dijadikan dalam dua tingkatan yaitu Institutional capacity
building, dimana masyarakat yang ada sekarang kita bariskan sehingga tidak
hanya membentuk kerumunan orang-orang, dan yang kedua adalah Personal capacity
building.
Apa sih mimpinya Indonesia?
Tercatat loh dalam undang-undang, yaitu
:
1. melindungi
segenap bangsa Indonesia
2. memajukan
kesejahteraan umum
3. mencerdaskan
kehidupan bangsa
4. melaksanakan
ketertiban dunia.
Sedangkan dalam character building yang
diutamakan adalah adil, jujur dan tanggung jawab. Sifat pendukung lainnya
adalah rasional, toleran dan pemberani.
Tata nilai bangsa ini sudah ada sebelumnya, seperti gotong royong, tenggang rasa dan rela berkorban. Dan para pahlawan menunjukkannya dalam perilakunya yang sangat mulia. Dan sempat terbentuk budaya yang sangat bagus. Namun beberapa dasa warsa belakangan, hal ini sudah mulai memudar.
ReplyDeleteSeharusnya bisa dibangkitkan kembali dengan terus menerus menunjukkan perilaku berdasarkan nilai2 tersebut. Dari sinilah akan terbentuk karakter bangsa. Semoga.